TARI GEGOT : Sejarah, Properti, Asal, Gerakan dan Pola Lantai

Tari Gegot – Jakarta selaku ibukota Indonesia menyimpan banyak seni kebudayaan, termasuk seni tari. Salah satu tarian tradisional asal Jakarta yg kental akan budaya betawi nya ialah tari gegot.

Tarian ini begitu unik alasannya mengenakan topeng & digelar dengan-cara berkelompok sehingga bisa menarik hati para penontonnya. Selain itu, situasi tarian ini pula riang besar hati sehingga amat menawan untuk disaksikan.

Hingga kini tarian ini masih lestari & mudah ditemukan pergelarannya di aneka macam acara, baik setempat maupun mancanegara. Jika ingin tau lebih jauh mengenai tari gegot, di bawah ini ialah ulasan lengkapnya:

Tari Gegot


Asal Tari Gegot

Asal Tari Gegot

Seperti yg sudah disinggung sebelumnya kalau tarian ini berasal dr Betawi, Jakarta. Pada awalnya, tarian ini masuk ke dlm satu rentetan pergelaran Topeng Betawi dgn judul Jantuk.

Kemudian, fungsi dr pergelaran tari ini yakni untuk menarik perhatian warga sekitar bila di daerah tersebut sedang ada pentasTopeng Betawi.

Awal awalnya, tarian ini ialah sebuah tarian tunggal dgn mengenakan topeng berwarna putih, yakni topeng Panji. Kemudian, tarian ini bermetamorfosis tarian pasangan berkelompok pada pameran di Bandung di tahun 1973.

Padahal, sebaiknya pergelaran topeng betawi ini ini adalah topeng tunggal & mempunyai tiga karakter. Namun, karena para penarinya sudah mulai lanjut usia, maka digantikan dgn tari gegot.

Namun, tarian ini dianggap belum memenuhi tari topeng tunggal yg menggunakan 3 properti. Oleh sebab itu, pada pentastari ini disertakan topeng dgn karakter yg berlainan. Hingga ketika itu, tari ini menjadi tarian berpasangan pada setiap pertunjukannya.

Baca Juga: Tari Gending Sriwijaya


Sejarah Tari Gegot

Properti Tari Gegot

Tarian ini berakar dr golongan tari Topeng Khas Betawi yg mulanya diciptakan oleh Kong Jiun serta Mak Kiang. Lalu, latar belakang & dasar-dasar gerak pada tarian ini dibakukan & disamaratakan.

Beberapa tokoh yg yang menyeragamkan semua tarian yg asalnya dr tari Topeng Betawi tersebut yakni Kartini, Atit Supriyatin, serta Entong Kisan.

Pembakuan tersebut tentu saja tergolong tari ini di tahun 2000 atas rujukan Pemerintah Dinas Jakarta. Hingga sekarang tarian ini masuk dlm golongan tari Topeng khas Betawi yg ditarikan dengan-cara berpasangan golongan.

Sayangnya, sehabis diseragamkan & distandarisasi oleh Pemerintah Dinas Jakarta, tari ini sudah jarang sekali ditampilkan dengan-cara berpasangan.

Pasalnya, laki-laki sekarang kurang tertarik pada tarian ini sehingga menyebabkan jarangnya penari pria. Kemudian, untuk dapat merebut hati masyarakat akan tari ini, Kris Entong & Cipta Entong, yakni anak dr Entong Kisan berbagi tarian ini.

Hal ini alasannya sudah jarang penari pria serta kurangnya ketertarikan laki-laki atas tarian ini. Kemudian, Entong Kisan yg diteruskan oleh anaknya yakni Kris Entong serta Cipta Entong mulai mengembangkan tari ini untuk menawan perhatian masyarakat.

Perkembangan tersebut pastinya menciptakan perbedaan yg cukup signifikan. Misalnya, sekarang tari tradisional ini hanya ditarikan oleh penari perempuan saja.

Kemudian, ada pula perbedaan dr gerak, rias, serta kostum yg dikenakan oleh penari dr bentuk aslinya. Namun, berbagai pergeseran tersebut tak akan mengganti semua penyuguhan tarian ini & tetap sama seperti dahulu.

Meskipun sudah jarang ditarikan dengan-cara berpasangan, namun nama gerakannya masih sama. Untuk rias & pakaian lebih berkreasi & sesuai dgn harapan penari. Namun, tetap saja tak akan mengganti karakter serta bentuk asli dr tari tradisional ini.

Baca Juga: Tari Golek Menak


Properti Tari Gegot

Sejarah Tari Gegot

Tarian ini memiliki property sendiri yg membedakannya dgn tari tradisional khas Betawi lainnya. Misalnya, yakni kebaya ropen, toka-toka, ampreng, andung, & lain-lain. Jika ingin tahu apa saja daftar properti tari ini, berikut ini yaitu ulasannya:

1. Kostum Penari

Pada tarian ini, para penari wanita biasanya menggunakan kebaya ropen dgn dominasi warna merah. Umumnya, kebaya ini memakai contoh 3 warna pada kepingan ujung lengan.

Kemudian, bawahannya mengenakan kain batik khas betawi yg lazimnya didominasi warna merah & sedikit hiasan warna putih. Rok batik tersebut lazimnya dikenakan melintang ke bawah dua selendang.

Gunanya hanya untuk dekorasi, bukan untuk sebagai peralatan menari. Kemudian, untuk penari laki-laki menggunakan kaos putih oblong atau ada pula yg mengenakan luaran lengan panjang yg senada dgn celananya.

Lalu, penari laki-laki pula mengenakan celana panjang, sarung yg dilingkarkan di pinggang, serta dilengkapi dgn ikat kepala atau peci.

2. Toka-toka

Ini yakni embel-embel pakaian penari wanita yg dikenakan di dada. Pada dasarnya, toka-toka yakni dua bidang kain yg dikenakan dengan-cara diagonal sehingga membentuk seperti huruf X di penggalan dada penari tarian ini.

Untuk warnanya bervariasi tetapi lazimnya berwarna merah yg dihias dgn bordir emas dgn motif bunga. Kemudian, di kepingan bawahnya dihias dgn rumbai-rumbai yg berwarna kuning.

3. Andong

Banyak orang pula menyebut andong sebagai tampol. Ini ialah rok transparan yg gunanya yaitu untuk menutupi rok batik. Dengan begitu, penggunaan andong bagi penari yaitu untuk menutupi pinggul, pantat, sampai serpihan belakang lutut.

4. Ampreng

Jika andong dikenakan di kepingan belakang penari, ampreng dikenakan di cuilan depan tubuh penari. Secara spesifik, ampek dikenakan di bagian pinggang yg gunanya yaitu untuk menutupi penggalan perut ke bawah para penari. Umumnya ampreng berwarna merah & terdapat bordiran berwarna emas di kepingan pinggirnya.

5. Hiasan Kepala

Jika penari laki-laki hanyalah menggunakan peci atau ikat kepala, tentu berbeda dgn penari wanita. Pada kepala penari perempuan, terdapat kembang topeng yg lazimnya didominasi warna merah, & terdapat pula warna hijau & kuning.

Kemudian, rumbai-rumbai pada kembang topeng tersebut berwarna kuning. Biasanya, warna rumbai akan senada dgn warna ampreng.

6. Topeng

Untuk penari wanita, biasanya akan menggunakan topeng panji yg berwarna putih. Topeng ini mempunyai karakter yg lembut & mengisahkan perihal sosok yg baik hati yg ada pada diri manusia.

Sedangkan penari laki-laki, topeng yg dipakai ialah topeng jingga yg memiliki warna merah. Berbeda dgn topeng panji, topeng ini mempunyai karakter yg keras serta gagah.

7. Selendang

Properti yg satu ini digunakan untuk menari. Selendang pada tarian ini dikenakan di pinggul & menjalar hingga kaki penari. Umumnya, warnanya yakni hijau & tak menunjukkan kontras di keseluruhan warna domain merah.

Baca Juga: Tari Giring Giring


Pola Lantai Tari Gegot

Sama seperti tari tradisional lainnya, tarian ini mempunyai acuan lantai tersendiri yg menjadikannya unik. Untuk tarian ini, contoh lantai yg digunakan yakni acuan lengkung & pula acuan lantai garis lurus.


Gerakan Tari Gegot

Gerakan Tari Gegot

Pada mulanya, tarian ini tak mempunyai kepastian atas gerak & pula durasinya. Pasalnya, tarian ini hanyalah mengandalkan improvisasi para penarinya.

Kemudian, penari pula mengikuti sajak yg dibacakan. Sajak yg dibacakan akan selalu berubah-ubah sehingga mensugesti gerak tari ini. Namun, sekarang tarian ini sudah disamaratakan serta dibakukan sehingga seragam substansi gerakan dasarnya.

Setiap pergelaran tarian ini, biasanya akan diawali dgn lagu yg diiringi dgn musik pengiring khas Betawi. Kemudian, para penari akan keluar sambil menari memakai topeng.

Untuk gerakannya tergantung dgn tema yg dibawakan. Khusus tarian ini alasannya maknanya ialah kehidupan keseharian insan sehingga gerakannya pun merepresentasikan maknanya.

Kemudian, untuk gerakan tarian ini, amat mengandalkan ketahanan kaki penari. Pasalnya, para penari diharuskan menurunkan badan mereka, maka dr itu seluruh beban tubuh akan bertumpu pada kaki saja.

Selain itu, penari pula dituntut untuk memiliki keluwesan karena terdapat gerakan memutar pinggul & tangan pada tarian ini. Terdapat 3 hal yg mesti dipenuhi oleh seorang penari tarian ini, yakni:

  • Gendes. Yakni penari haruslah menari dgn lemah gemulai tatkala membawakan tarian ini.
  • Ajer. Adalah karakter yg riang & pula ceria. Dengan begitu, penari pada tarian ini haruslah memperlihatkan gerak yg besar hati & tak boleh memperlihatkan mulut maupun gerakan yg murung budpekerti di atas panggung.
  • Lepas. Artinya yakni para penari haruslah menari tanpa beban atau dengan-cara lepas & lincah.


Keunikan Tari Gegot

Keunikan Tari Gegot

Setelah mengenali bagaimana gerakan pada tarian ini, saatnya mengenali apa saja keunikannya. Adanya keunikan pada tarian ini menjadikannya berbeda dibandingkan dgn tari topeng khas Betawi lainnya. Berikut ini yakni ulasan mengenai keunikan tari tradisional asal Jakarta ini:

1. Penggunaan Topeng yg Sarat Makna

Tarian ini menceritakan ihwal bagaimana kehidupan akil balig cukup akal Betawi yg tengah bersenda gurau tatkala menjalani masa remajanya dgn canda & tawa.

Hal ini terlihat dr 2 topeng yg dikenakan, yakni topeng panji & jingga yg mencerminkan kehidupan keseharian insan meskipun karakternya bertolak belakang. Dengan begitu, tarian ini pula sebagai bentuk tari pergaulan & gerak candanya memiliki arti kebersamaan.

2. Diiringi Musik Khas Betawi

Tarian ini khusus diiringi oleh musik topeng khas Betawi. Adapun instrumen yg mengiringi yaitu gong & kempul, rebab, kendang, kecrek, kenong tiga, & kenceng.


Fungsi Tari Gegot

Fungsi Tari Gegot

Tarian ini yaitu tergolong dlm tarian kreasi sehingga penyajiannya mengutamakan segi artistiknya. Kemudian, garapan koreografinya pun baik, dgn tema serta tujuan yg terperinci. Oleh sebab itu, fungsi tarian ini lebih sebagai fasilitas hiburan dlm aneka macam program.

Kemudian, tarian ini pula berfungsi sebagai penyambut tamu seruan & pula sebagai tarian pembuka dlm seni Blantek. Pasalnya, gerakan tarian ini yg menghibur & memperlihatkan kebahagiaan.


Penutup Tari Gegot

Itulah ulasan yg menawan perihal tari gegot yg bisa dijadikan referensi. Tarian ini sampai sekarang masih sering dipertunjukkan alasannya adalah sifatnya yg menghibur. Meskipun, tarian ini sudah jarang dibawakan dengan-cara berpasangan seperti pada awal mula sejarahnya.

Tari Gegot

  Tari Sumatera Utara : Sejarah, Properti, Gerakan dan Pola Lantai